PEMUDA dan SOSIALISASI


PEMUDA
Pemuda adalah generasi-generasi yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung. Generasi-generasi muda yang akan memimpin Negara ini menjadi lebih baik lagi.

Kedudukan Pemuda dalam Masyarakat
1. Sebagai mahluk Moral artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Sebagai mahluk Sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yang dianut oleh masyarakat.
3. Sebagai mahluk Individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.

Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1. Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah.
2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi.
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.






SOSIALISASI
Sosialisasi adalah suatu cara berinteraksi antara individu satu dengan induvidu-individu yang lain. Sosialisasi bisa dilakukan dimana saja baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun dimasyarakat.  

Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
A. Proses sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
B. Media Sosialisasi
1.      Orang tua dan keluarga
2.      Sekolah
3.      Masyarakat
4.      Teman bermain
5.      Media Massa
C. Tujuan Pokok Sosialisasi
1. Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.

MASYARAKAT PEDESAAN dan MASYARAKAT PERKOTAAN


MASYARAKAT PEDESAAN
Menurut R.Bintarto ”Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, social, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain”

Ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:
1. Kehidupan keagamaan yang kuat.
2. Memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
3. Sebagian besar warga masyarakat hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time).
4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
5. Masyarakat pedesaan identic dengan istilah ‘gotong-royong’ yang merupakan kerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka.

Fungsi Desa
1. Desa merupakan “hinterland” berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
2. Desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
3. Dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industry, desa nelayan dan sebagainya.






MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan  masyarakat pedesaan. Kehidupan masyarakat perkotaan lebih modern dibanding masyarakat pedesaan.

Ciri-ciri Masyarakat Perkotaan:
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang-orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan.
5. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatka pentingnya factor waktu bagi warga kota.
6. Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

Perbedaan Masyarakat Kota dengan Desa:
1. Jumlah dan kepadatan penduduk
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
4. Corak kehidupan social
5. Stratifikasi social
6. Pola interaksi social